Salam Petualang..!!
Goa Saman jawa dan Goa Manupak berada di Desa Peria-ria, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli serdang, Sumatera Utara. Goa tersebut berada di perkebunan milik salah satu warga sekitar. Jarak antara ke dua goa tersebut sekitar 20 m. Lebar goa tersebut sekitar 20 m dengan tinggi mencapai 4 meter. Info tersebut kami dapat dari seorang warga yang tinggal di dekat Jembatan gantung luhung Desa Durin tinggung yang akrab kami panggil dengan sebutan
Mak Sawiyah. Mak sawiyah lah yang memberikan informasi tentang keberadaan goa tersebut kepada kami. Dari sinilah kisah ini di mulai.
Minggu, 24 Maret 2013 Saya dan rekan-rekan
Telapak Sumut yang berjumlah 13 orang pada saat itu mulai bersiap-siap untuk melakukan expedisi
Goa Saman jawa dan Goa Manupak.Dengan bermodalkan keyakinan dan kepercayaan, Kami pun berangkat dari Deli tua menuju Desa Peria-ria.
RUTE : DELI TUA - BIRU-BIRU - SARILABA JAHE - BETALA - TEMBENGEN - PERIA-RIA
Dengan jarak tempuh sekitar 1 jam via Deli tua.
Kali ini langit mulai tidak lagi bersahabat, tiba di Desa Sarilaba jahe hujan pun turun membasahi kami semua.
Sampai tiba di Desa Tembengen barulah hujan mulai reda. Sampai di Desa Peria-ria, Saya dan Anis menghampiri seorang pria yang sedang berjalan. Teman-teman kami yang lain sudah kelewatan jauh di depan kami.
Saya dan Anis mulai bertanya kepada pria tersebut yang kami ketahui bernama Jhon Tarigan. Kami bertanya tentang keberadaan goa tersebut. Katanya goa itu berada di sebuah ladang milik temannya. Bang Jhon juga bercerita bahwasanya di bawah Desa Peria-ria tersebut terdapat sebuah terowongan yang sudah diprediksi ada oleh orang pintar. Tetapi letaknya tersebut yang belum di ketahui sampai saat ini.
Hampir setengah jam juga kami ngobrol bertanya mengenai goa tersebut. Akhirnya, Bang Jhon pun mau mengantarkan kami menuju goa tersebut. Mengingat teman-teman yang lain sudah kelewatan jauh di depan kami, Saya pun menuju Desa Penen dan menghampiri mereka dan menyuruh mereka balik arah.
Setelah semuanya sudah berkumpul, kami pun bergerak menuju goa tersebut di antar oleh Bang Jhon. Hanya sekitar 500 m dari jalan aspal melewati perkebunan kakao milik warga sekitar, sampailah kami di depan mulut
Goa Saman jawa.
Tanpa berlama-lama kami pun mengeluarkan headlamp dan senter dari tas masing-masing dan menuju ke dalam. Udara yang sejuk dan lembab sangat terasa ketika berada di dalam goa tersebut.
Goa Saman jawa memiliki keunikan tersendiri. Goa yang berisikan batu yang berbentuk sebuah meja, kursi, ranjang, yang konon menyerupai sebuah tempat kerajaaan. Tetapi karena proses alam, air yang menetes dari langit-langit goa ke batu tersebut mengakibatkan pengikisan pada batu. Sekarang bentuk-bentuk tersebut sudah tidak menyerupai aslinya lagi. Semua celah-celah dan ujung dinding goa kami telusuri, tetapi tidak ada jalan tembus lagi. Adapun celah-celah yang sangat sempit untuk ukuran manusia tidak bisa masuk. Setelah 30 menit di dalam goa tersebut kami pun keluar dari goa tersebut.
Penjelajahan belum selesai sampai disini, kami pun menuju
Goa Manupak yang hanya berjarak 20 m dari Goa Saman jawa. Begitu sampai di mulut goa, sekelompok kelelawar pun menyambut kedatangan kami dengan berterbangan menuju keluar.
Keadaan di goa ini sedikit berbeda dengan goa sebelumnya, banyak kotoran kelelawar yang berserakan. Terdapat celah-celah lorong yang bisa tembus dari satu sisi ke sisi lain lorong. Di goa ini juga mempunyai keunikan dari batu-batu nya, terdapat beberapa bentuk hewan yang terbentuk dari batu seperti burung, kucing, dan lainnya.
Saya dan Heri mulai memperhatikan celah-celah goa dan mengikuti celah-celah tersebut. Kali ini hanya kami berdua saja yang terus masuk kedalam celah-celah karena yang lain masih di lorong utama goa.
Celah pun semakin sempit sehingga kami berdua harus merangkak dan udara pun sudah mulai terasa hilang.
Kami terus merangkak diantara celah-celah selama 15 menit, sebuah cahaya terllihat dari sebuah lubang kecil. Ternyata itu adalah jalan menuju keluar, kali ini di butuhkan kelincahan dan kemiringan badan agar bisa keluar dan tidak terhimpit oleh bebatuan. Untung saja badan kami berdua kecil,dan akhirnya kami pun bisa keluar. Ternyata kami sudah berada di perkebunan warga. Kami lihat lagi lubang yang tadi dari luar, rasanya seperti tidak percaya kalau kami baru keluar dari lubang tersebut. Karena dari luar lubang tersebut seperti jalan masuk buat hewan saja, hanya berukuran kurang lebih 30 cm.
Kami berdua pun kembali ke mulut goa menjumpai teman yang lainnya. Mereka terheran-heran melihat kami muncul dari arah lain. Bang Jhon pun ikut bingung, Dia saja tidak tau kalau ada jalan keluar yang lain. Berarti Saya dan Heri adalah orang pertama yang melakukan itu. Sungguh pengalaman yang tidak akan pernah kami lupakan.
Inilah perjalanan Tim
Telapak Sumut penuh dengan tantangan dan menguji adrenaline.
Dan
Tim Telapak Sumut berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada Mak Sawiyah dan Bang Jhon Tarigan atas suksesnya penjelajahan kami ini ke
Goa Saman Jawa dan Goa Manupak.
Buat Sobat yang ingin bergabung dengan Telapak Sumut dalam menjelajah serta mengexplore alam Sumatera Utara, silahkan gabung
DISINI dan tunggu perjalanan kami selanjutnya.
Lestari....!!
by : PAY