Sumber Artikel : http://diarykarim.blogspot.com/2012/10/tinggi-raja-aku-datang.html
Profil Penulis : https://www.facebook.com/karimabdul91
Sumatera Utara memiliki ratusan atraksi alam yang unik, mengagumkan dan tentu saja memiliki potensi pariwisata yang baik. Untuk menelanjangi satu persatu objek wisata yang
terhidden itu bukanlah perkara yang mudah. Jika kita hanya memandang sumut di balik jangkungnya gedung jw.mariot atau megahnya cambridge building ,anda hanya akan membodohi diri sendiri , tidak ada atraksi alam yang ditampilkan. Untuk menemukan objek-objek
terhidden itu tidak ada pilihan lain bagi kita kecuali membelah dinding-dinding hijau pegunungan bukit barisan yang tersusun manis dan elok, 14 Oktober lalu komunitas telapak sumut mencoba mengintip satu objek wisata yang tidak tersisip dari promosi paket tour & travel. Objek itu bernama Tinggi Raja, terletak di Cagar Alam Bukit Tinggi Raja , kab. Simalungun.
Secara Administratif Cagar Alam Tinggi Raja terletak di Kecamatan Silau Kahean kabupaten Simalungun , Untuk Mencapai nya kita harus melewati jarak 110 Km Dari Medan yang ditempuh selama 3-4 jam. Ada dua rute untuk mencapai tinggi raja yang pertama kita melewati lubuk Pakam- Galang-Dolok Masihul- Nagori Dolok- Dolok Tinggi Raja dan yang kedua kita melewati jalur tebing tinggi –dolok merawan –dolok tinggi raja, dan berita buruk bagi anda yang benci dengan jalan ‘terrible’ karena akses menuju cagar alam ini jauh dari infrastruktur yang memadai bahkan cenderung buruk dan kacau. Dan itu tidak menghalangi niat kami untuk memecah kebuntuan. Foto yang di upload dari internet membuat pay dan kawan-kawan menjadi terangsang akan penasaran, bermodalkan jiwa penjelajah kami berjalan tanpa mengetahui dimana letak pasti tinggi raja, karena diantara kami belum ada satupun yang pernah mencium tanah tinggi raja.
What a Strange Man ...
Kami berangkat lebih
‘karet’ dibanding waktu yang telah disepakati , pukul 09.30 , 6 sepeda motor sudah menunggu di disimpang timbangan kecamatan lubuk pakam . Mentari Yang semakin menggigit memacu kami untuk membanting stir kearah kecamatan galang , lokasi yang mulai masuk di perkebunan PTPN IV menjadi gerbang alam yang yang pertama . Beberapa tikungan patah membuat salah satu rekan kami tergelincir hingga terjatuh , luka kecil yang dialami tidak menyurutkan niat untuk melanjutkan perjalanan. Setelah melewati simpang Dolok Masihul , kami melanjutkan perjalanan di sekitar perkebunan silau dunia , kecamatan bintang bayu serdang bedagai. Pemandangan kanan kiri kami masih di selimuti perkebunan sawit dan karet , pukul 11.30 Para rombongan tersesat Setelah melewati Kecamatan Bandar Nagori , Walau kami sudah tiba dibibir SilauKahaen namun tetap saja kami kehilangan arah jalan dan terpaksa menepi untuk bertanya pada penduduk sekitar .Dan dengan terpaksa kami membanting stir 180 derajat menuju bandar nagori.
Mentari Yang terus membakar kulit, Siang sudah mulai terik dan Waktu terus berhimpit hingga menjelang zuhur , semangat kami belum surut dengan modal bertanya sana sini kami menemukan akses jalan menuju Tinggi Raja , Tepatnya di palang gerbang Desa Sarang Tangkahan , Kec. Bintang Bayu , keadaan jalan mulai membaik. hingga waktu zuhur kami hanya bisa sampai di negeri dolok . Setelah menapakkan kaki tak jauh dari Polsek Silau Kahaen akhirnya akses terakhir menuju tinggi raja di temukan . Sejauh 10 Km kami menempuh Jalan yang kecil dan berbatu cadas , tentu menjadi masalah jika mengoyak ban sepeda motor kami, Tanjakan dan turunan yang tak wajar ditemukan dibeberapa sisi jalan, Tepat 13.30 WIB akhirnya kami tiba digerbang Cagar Alam Tinggi Raja.
Disana telah berjejer sepeda motor khusus offroad yang sudah tiba dahulu . Pukul 14.00 wib hujan pun perlahan mulai turun, alam sepertinya sudah menguji kemauan kami untuk menapaki tinggi raja.S Kami tidak peduli,dan terus trekking setengah kilometer menuju hutan cagar alam dan tiba di tepian sungai tinggi raja.Pohon Pandan raksasa dan kayu hutan lain menjadi bagian penting dari cagar alam ini . Sejak tahun 1990 Dolok Tinggi Raja menjadi Cagar alam yang dilindungi pemerintah . Cagar ini memiliki luas 167 Ha berdasarkan Surat Keputusan Zelfbestuur Besluit ZB tanggal 18 April 1924 No. 24 .menyimpan potensi flora yang baik. Berbagai tanaman hutan seperti Meranti Bunga (Shorea parvifolia), Kenari (Canarium) dan Malu Tua (Tristia sp) Rotan (Calamus Manau) Anggrek (Bulbophylum), Kantong Semar (Nephenthes sp) serta Pandan (Pandanus sp) menyelimuti cagar ini. Berbagai satwa liar juga menyemarakkan cagar alam ini , dari hewan penunggu hutan umum hingga yang dilindungi mengisi ekosistem yang diukir oleh tuhan.
Setelah menepaki 120 anak tangga , kami tiba di ‘taman vulkanisir’ tinggi raja. satu pemandangan yang disuguhkan tuhan memang luar biasa , fenomena alam tinggi raja begitu memukau. Potensi Sumber air panas seluas 35 Ha yang ada dihutan ini telah membentuk kawah-kawah kecil yang memancar air panas bersama belerang-belerang putih . Aliran air panas yang menyatu dengan belerang membentuk teras-teras kapur kebawah dengan kombinasi berbagai warna indah . gua-gua kecil yang berisi stalaktit biru menunjukkan besarnya kuasa tuhan yang belum kita sadari . Kawah air panas tinggi raja tidak sama dengan kawah pada gunung merapi , meski memiliki aktivitas vulkanik , kawah tinggi raja memiliki keunikan tersendiri , airnya jernih dan tawar. Kerak ini terbentuk dari endapan belerang dan air yang berisi ganggang –ganggang tahan panas. Dan susunan kerak ini terbentuk petak-petak layaknya sawah tandah hujan khas pegunungan. Dalam ilmu speolelogi ( ilmu tentang gua dan lingkungannya ) petak-petak kerak yang terbentuk itu disebut dengan microgourdam atau macro guardam dan air itu mengalir langsung jatuh kesungai .
Hujan deras yang terus mengucur , menetralisir suhu air panas ini, dengan leluasa kami menginjak-injak microguardam yang putih layaknya salju panas. Setelah menikmati suasana ini kami sedikit naik keatas , disana terdapat sumber ladang dan jejak taman vulkanisir yang telah ditinggal oleh air panas. Lokasi ini semakin lama semakin luas karena sifat sumber air panas bumi itu hidup dan nomaden ( berpindah-pindah) . Retakan-retakan bukit kapur ini mengeluarkan suara gemercik dan gemuruh air panas yang mendesing di telinga. Kawah kecil yang telah mati dilihat oleh pay dengan seksama , tidak jauh dari bukit kapur terdapat air hijau sumber air panas yang indah dan eksotis.
3 menit dari gerbang cagar alam terdapat satu sumber air panas yang cukup menggelegar dan berwarna hijau ke hitam-hitaman , suhunya cukup untuk merebus telur dan tentu kita berfikir dua kali untuk menyelam kedalam. Sebelum berangkat pulang kami sempatkan berpose sejenak , meninggalkan kenangan . diantara endapan-endapan vulkanisir ini .
Waktu semakin senja, kami terlalu dibuai nafsu untuk menjalar ke bukit kapur, telapak sumut kembali menuju jalur alternatif yang kedua , kali ini kami benar-benar merasa sinting dibuat rute pulang yang ganas. Walau hanya sepanjang 8 km, jalan ini ditempuh selama hampir tiga jam. Tanah Liat perkebunan yang begitu lembab dan becek melumasi rombongan dengan lumpur-lumpur jalan. Tak terhitung berapa banyak ketek banjir yang hampir merusak kendaraan kami . Di beberapa sisi jalan bahkan terdapat jurang-jurang terjal, dan jembatan tanpa pembatas kiri kanan. Tidak ada rumah penduduk , hanya hutan rimba yang menjadi dinding pemandangan ini . Waktu mulai senja , jalan tetap saja hancur. Semua pakaian telah rata di belai lumpur. Tanjakan dan turunan tajam telah memacu adrenalin , kesalahan sedikit saja bisa menjadi masalah fatal bagi kami semua. Hujan kembali turun , walau hanya gerimis manis, namun ini cukup menyiksa dengan keadaan hari yang semakin gelap.Doa mulai kupanjat, Tuhan memang maha pemurah , walau keadaan jalan yang begitu ekstrim ..
Alhamdulillah kami tidak memiliki masalah fisiologis , tidak ada kendaraan yang rusak ,a tau rekan yang pingsan dan kerasukan para penghuni tinggi raja. Para rombongan saling membantu rekan-rekan yang terjebak lumpur atau banjir. Setelah melewati fase jalan yang kritis akhirnya kami tiba di persimpangan jalan . Tak jauh dari Kecamatan Gunung meriah, kami pun bertanya pada penduduk setempat dan langsung membanting ‘stang’ kearah kanan di Jl. Besar Bangun Purba selama 2.5 jam kami tiba di simpang jalan lintas sumatera , dan kembali ke pos istirahat masing –masing . Ada kejadian lucu, menegangkan, dan yang pasti penuh dengan pengalaman. Mungkin sebagian menilai kami kurang ‘waras’. Tapi namanya pengalaman terbaik sering muncul dari lubang-lubang yang kurang ‘waras’ . Kalau Christoper Colombus tidak memberanikan diri menelusuri Samudra dia mungkin tidak akan pernah jadi penjelajah pertama yang menepakkan di tanah amerika . Begitu juga pengalaman ini , mungkin dengan ‘berdisko’ pada jalan yang buruk kita bisa menceritakan kepada rekan-rekan yang hendak ke tinggi raja.
Mataku sudah cukup lelah, ya ..sudah cukup sampai disini saja kawan sampai jumpa di penjelajahan selanjutnya . see you arround telapak sumut..