Gunung sinabung terletak di daerah dataran tinggi karo, kabupaten karo, sumatera utara. Dengan ketinggian
2.451 mdpl. Gunung ini merupakan gunung tertinggi kedua setelah
Gunung Sibuaten dengan ketinggian 2.457 mdpl. Disisi pintu gerbang pendakian terdapat sebuah
Danau Lau Kawar yang biasa digunakan sebagai area camping dan sering digunakan sebagai tempat berkumpulnya para pendaki setelah lelah dalam pendakian ke
Gunung Sinabung.
Pada tanggal 23-25 desember 2012 bertepatan dengan hari libur, kami dari komunitas Telapak Sumut berniat mendaki Gunung Sinabung dan Gunung Sipiso-Piso
Hari pertama, Titik kumpul kali ini di rumah saya sendiri, di sekitar daerah deli tua. jam 09.00 wib kami pun berangkat menuju menuju
Danau Lau Kawar. Saya, radit, heri dan vivi, sehari sebelumnya sudah ada teman kami yang berangkat dan menunggu kami disana. Abay, edo, andika, dan susi yang sudah mendirikan tenda di sebuah lapangan rumput tepat di depan danau lau kawar yang biasa dijadikan tempat buat mendirikan tenda buat para pendaki.
Tiga jam berkendara, kami pun sampai di danau lau kawar dan menjumpai mereka di tendanya. Cuaca semakin panas dan tanpa berlama-lama kami pun kembali menyiapkan packingan tas, karena sebagian yang tidak di perlukan akan kami tinggal di bawah. Setelah semua barang siap di packing, kami pun melanjutkan kembali berkendara sedikit menanjak ke atas. Sampailah kami di salah satu rumah warga, dan akhirnya kami pun menitipkan kendaraan kami dan sebagian tas di rumahnya.Tepat jam 14.01 wib, setelah selesai berdoa bersama dan mengambil photo bersama kami pun bergegas buat mendaki gunung sinabung. Dengan mengikuti semua petunjuk jalan.
Gunung Sinabung mempunyai 4 shelter (5 km) dengan jarak tempuh sekitar 4 jam buat mencapai puncaknya. Di shelter 1 dan 2 jalan masih normal dengan sesekali menanjak. Setelah itu baru lah kita menemukan jalan dengan kemiringan 80 sampai 90 derajat, dan terkadang di butuhkan keahlian untuk memanjat. Isi semua tempat botol-botol minum, ungkapku setelah sampai didaerah pohon pandan raksasa (sekitar 15 menit dari shelter 3). Karena disinilah sumber mata air terakhir yang dapat di jumpai sebelum tiba di puncak. Tiga jam mendaki sampailah kami di jalur batu cadas dengan berbagai pohonan perdu di sekelilingnya, berarti sudah semakin dekat kami dari puncak.
Memang sebuah anugerah dan keberuntungan kami karena cuaca yang cerah, danau lau kawar terlihat dari sini. Tanpa berlama-lama aku pun langsung mengambil kamera dari tas dan mengabadikannya di kamera. Ku lihat jam sudah menunjukkan pukul 17.34 wib,
Kami pun melanjutkan perjalanan kami karena hari sudah mulai gelap. Jam 18.06 sampailah kami di puncak, ku lihat temanku si susi langsung bersujud dan mencium tanah, karena selama ini puncak sinabung adalah salah satu yang di impikan nya. Hari semakin larut dan udara menjadi semakin dingin. Tanpa berlama-lama heri pun mengeluarkan tenda dari dalam tasnya. Tali plastiknya mana ungkap radit, Ternyata tali plastik kami tertinggal di bawah. Abay dan andika segera mendatangi tenda tetangga kami yang dekat pintu puncak untuk meminjam tali. Barulah kami dirikan tenda, karena tenda yang satu lagi kami tinggal di bawah kami pun menggabungkan semua ponco/mantel kami untuk memperbesar ukuran tenda.
Hanya satu malam ini saja kami menghabiskan waktu di puncak sinabung. sangat di sayangkan, kali ini kami kurang beruntung karena sunrise yang kami nanti-nantikan tidak muncul akibat tebalnya kabut yang menyelimuti puncak gunung sinabung.
Hanya tinggal satu liter air yang yang tersisa, kami gunakan untuk membuat teh di pagi ini. Setelah selesai mengambil beberapa photo, tepat jam 10.15 wib kami pun turun dari puncak. Hanya butuh sekitar 2 jam untuk sampai ke bawah,tapi kali ini kami turun sekitar 3,5 jam. itu pun karena menunggu teman kami vivi yang terlalu lama berjalan, maklum lah ini adalah perdana buatnya mendaki gunung.
Setelah sampai dibawah, kami pun bergantian mandi di sebuah toilet umum. Heri dan susi kali ini bertugas memasak di rumah seorang warga tempat kami menitipkan kendaraan semalam. memang beda dengan warga yang hidup di kota, kami di terima dengan ramah oleh keluarga ibu ini yang suku karo. Pakai saja kompor ibu supaya cepat masaknya, ungkap ibu itulah. setelah semuanya masak, kami hidangkan masakan di sebuah cakruk tepat di depan rumahnya yang menghadap dengan Danau Lau Kawar.
Tujuan kami bukan hanya sampai disini saja, setelah siap makan kami pun kembali membahas kemana tujuan kami selanjutnya. Akhirnya kami pun memutuskan buat mendaki Gunung Sipiso-Piso. Kami pun permisi pamitan kepada ibu itu, suaminya terlihat dari kejauhan dengan membawa sekantong plastik yang berisi jeruk sunkist sipiso-piso dan 2 buah labu. Ini oleh-olehnya nak dengan memberikan kantongan plastik tadi kepada kami. Tepat jam 15.00 wib kami pun pergi meninggalkan desa itu menuju
Kecamatan Merek dimana
Gunung Sipiso-Piso terletak.
Pingin Tahu Perjalanan Telapak Sumut Selanjutnya di Gunung Sipiso-Piso, Silahkan Baca Selengkapnya
DISINI
Ingin Lihat Foto lainnya Klik
DISINI
Lestari.....!!!!!
By : Pay